Kebahagiaan Hidup Ala Buddhis

Bagaimana menikmati hidup di tengah majunya teknologi dunia? Berikut akan kita bahas tipsnya secara Buddha Dhamma.

Masa kini, hampir semua orang punya media sosial, ada yang aktif di media sosial (medsos), bahkan menghasilkan uang dengan media sosial (bekerja). Adapula teknologi lainnya seperti Artificial Intellegence (AI) yang digunakan untuk menjadi influencer di media sosial, yang juga bisa menghasilkan.

Semakin sering kita terekspos dengan konten-konten di medsos ini, kita akan sering terpapar dengan yang namanya flexing, baik dari segi kekayaan, atau kebahagiaan hidup. Tanpa kita sadari, melihat ketika melihat kembali ke pikiran kita, maka kita akan temukan bahwa keinginan-keinginan kita menjadi semakin banyak.

Baru lihat konten explore rumah si A “Mau juga punya rumah seperti A”. Setelah lihat konten si B yang beli Iphone versi terbaru, “wahh, saya juga mau iphone versi terbaru itu”. Atau ada konten keluarga C jalan-jalan di luar negeri, lantas berpikir juga “Sepertinya seru yaa, Keluarga saya tahun ini harus jalan-jalan juga ke sana”

Jika kita tidak waspada maka akan semakin banyak keinginan kita setelah melihat konten-konten serperti itu. Dari rasa ingin, muncul iri, kemudian yang lebih parah, jatuh ke rasa benci (dosa), serakah (lobha), dan kebodohan batin (moha). Contoh:

Benci: “enak dia sih sudah kaya dari lahir, kalau saya harus berjuang dari 0”

Serakah: “ah aku habis ini juga mau makan banyak (Mukbang) seperti diaa, habis ini mau aku mau makan mie instan 10 bungkus”

Kebodohan Batin: “Andai aku jadi dia, pasti hidupku lebih nyaman sekarang, bisa bebas jalan-jalan ke mana saja” (Padahal kamma setiap orang berbeda-beda).

Sehingga sangat besar kemungkinan kita ini menambah dosa, lobha, dan moha kita secara tidak sadar.


Solusi dari hal ini adalah Santuṭṭhi

Merasa Puas, baik dengan apa yang dimiliki, atau apa yang terjadi dalam hidup kita.

Merasa puas atas yang dimiliki, mudah dirawat,
Tidak repot, bersahaja hidupnya,
Berindria tenang, penuh pertimbangan, 
Sopan, tak melekat pada keluarga-keluarga.

Karaṇīyamettā Sutta

Santuṭṭhi ini akan melemahkan keinginan kita (Taṇhā). Sebab rasa puas akan menekan keinginan kita, melemahkan keinginan kita, sehingga dosa, lobha dan moha dalam diri kita tidak akan berkembang, bahkan melemahkan mereka. Setelah Taṇhā melemah maka kita akan merasa lebih bahagia.

Sebagai umat awam perlu untuk kita mencari penghasilan agar dapat hidup. Jika Santuṭṭhi saja yang kita kembangkan, maka tidaklah cukup. Santuṭṭhi yang terlalu berlebihan bisa membawa pada kelengahaan seperti “Ah, ini cukup, saya bekerja seperti ini saja sudah cukup”. Akhirnya tidak ada kemajuan dalam pekerjaan. Jika ingin menyempurnakan Santuṭṭhi maka sebaiknya memilih jalan satunya, yaitu menjadi samana, ini akan jauh lebih baik lagi. Sebab sesuai dengan tujuan mengikis nafsu keinginan sampai habis dan segera merealisasi Nibbana.

Oleh karena itu Santuṭṭhi saja tidak cukup sebagai umat awam, perlu ada temannya, yaitu 8 hal untuk umat Awam yang dibabarkan oleh Sang Buddha dalam Aṅguttara Nikāya 8.54. Dīghajāṇu. Ada 4 hal yang mengarah pada kebahagiaan saat ini, dan 4 hal lainnya yang mengarah pada kebahagiaan di kehidupan yang akan datang.

4 Hal yang mengarah pada Kebahagiaan di Kehidupan ini

Uṭṭhānasampadā – Kesempurnaan dalam inisiatif

Bekerja dengan Terampil, Rajin dan Melaksanakannya dengan Benar.

Ārakkhasampadā – Kesempurnaan dalam perlindungan

Melindungi dan menjaga kekayaan yang telah diperoleh melalui usaha dan kegigihan.

Kalyāṇamittatā – Sahabat yang Baik

Memiliki teman yang baik. Yang sempurna dalam keyakinan, perilaku bermoral, kedermawanan, dan kebijaksanaan.

Samajīvitā – Kehidupan Seimbang

Mengetahui pendapatan dan pengeluarannya dan menjalani kehidupan seimbang, tidak terlalu boros juga tidak terlalu berhemat.

4 Hal yang mengarah pada Kebahagiaan di Kehidupan Mendatang

Saddhāsampadā – Kesempurnaan dalam Keyakinan

Ia berkeyakinan pada pencerahan Sang Tathāgata

Sīlasampadā – Kesempurnaan dalam Moral

Menjaga kemoralan, melaksanakan Lima Latihan Sīla, bahkan menjalankan Attha Sila di hari Uposatha.

Cāgasampadā – Kesempurnaan dalam Kedermawanan

Pikiran yang hampa dari noda kekikiran, senang dalam memberi dan berbagi

Paññāsampadā – Kesempurnaan dalam Kebijaksanaan

Mengetahui muncul dan lenyapnya, menembus, dan menuju padamnya penderitaan.

Demikianlah kedelapan kualitas ini
dari seorang pencari kehidupan rumah tangga yang berkeyakinan
dikatakan oleh Ia yang dinamai dengan benar
mengarah pada kebahagiaan di kedua keadaan:
kebaikan dan kesejahteraan dalam kehidupan ini,
dan kebahagiaan dalam kehidupan mendatang.
Demikianlah bagi mereka yang berdiam di rumah,
kedermawanan dan jasa mereka bertambah.

Aṅguttara Nikāya 8.54. Dīghajāṇu

Dengan memiliki Santutthi, dan 8 sahabatnya ini, maka kita akan menambah kebahagiaan kita, baik dalam kehidupan ini maupun kehidupan yang akan datang. Sehingga dengan kemajuan teknologi dan media sosial ini maka kita tidak terbawa arus, melainkan dapat memanfaatkannya untuk kemajuan dan kebahagiaan diri sendiri maupun orang lain.

Semoga bermanfaat!

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *